Quintel Blogger theme

A free Premium Blogger theme.

buat kau

aku membisu didepan semua katakatamu kau mengatakan bunga tetapi aku layu kau mengatakan awan tetapi aku hujan kau megatakan air tetapi aku beku kau mengatakan cinta tetapi aku cemburu

sudahkah kau eja langit dengan bahasa awan kau pahami laut dengan bahasa ombak kau tulis pantai dengan bahasa pasir kau lukis senja dengan bahasa mega


kau adalah gravitasi yang menarikku ke atas bumimu tsunami yang memelukku dalam gulung ombakmu beliung yang memabukkanku dalam pusaranmu

: tidak

kau bukan untukku

re-writed, 16/4/2011

Perbanyaklah jumlah kalian

Saya merasa perlu menerjemahkan ini setelah melihat video ini, ,meskipun orang yang membacanya tidak sebanyak orang yang menonton video, semoga orang yang membacanya bisa mensharingnya ke orang yang jauh lebih banyak lagi. Farubba muballagin aw3a min saami3in.


oleh Dr Raghib Sirjani

Menarik untuk diperhatikan, kenapa banyak Pusat Pembatasan Kelahiran (Keluarga Berencana) di berbagai negara berpenduduk muslim, berada di bawah supervisi dari negara negara barat, Amerika paling depan, juga selalu disokong, baik dari segi materi ataupun teori teori ilmiah, oleh mereka.

Sebagian umat islam mungkin bertanya, apa yang membuat mereka begitu menunjukkan sikap 'kasihan' terhadap ledakan penduduk di negeri negeri muslim ? Apakah hati mereka, Amerika dan Eropa, telah tergerak melihat keadaan kaum muslimin yang sedang mengalami penderitaan sebagai akibat pertambahan penduduk ? Apakah Amerika yang berusaha untuk menekan jumlah kaum muslimin, berbeda dengan Amerika yang menjajah Irak, Afganistan, serta membantu zionis yahudi dalam menjajah Palestina ?

Tak diragukan lagi bahwa jumlah adalah sebuah kekuatan. Quantity is power. Negara yang berpenduduk banyak akan lebih diperhitungkan daripada negara yang berpenduduk sedikit. Orang yang tidak sependapat akan menyanggah; "bahwa kualitas lebih penting daripada jumlah, dan bahwa jumlah yang besar tapi tidak diimbangi dengan pembekalan yang matang hanya akan jadi buih yang tak berbobot." Namun sebelum mereka mengatakan ini, saya nyatakan, bahwa maksud saya sama sekali bukan jumlah tanpa pembekalan. Namun harus ada pembekalan yang baik dan khusus untuk jumlah ini sehingga nantinya menjadi tambahan kontribusi untuk negeri. Bukan beban.


Pemerintah yang bobrok mengkambinghitamkan kesalahan dan problematika yang dihadapinya kepada ledakan populasi. Salah seorang Menteri Kesehatan di sebuah negara muslim menyatakan : Pembatasan 2 anak perkeluarga akan membuat negara menghemat USD 35 miliyar untuk anggaran kesehatan dan pendidikan, dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.

Namun mereka mereka lupa, jumlah uang yang terbuang karena kebobrokan mereka di pemerintahan lebih banyak dan berlipat daripada penghematan tersebut. Sebut saja kerugian negara yang disebabkan oleh penggelapan dana, transaksi yang tidak jelas, komisi yang terlalu besar, pembelian barang yang semestinya tidak diperlukan; mulai dari barang barang yang bersifat tersier dan hiburan malam, sampai pembelian senjata yang ternyata sudah tak berfungsi atau kadaluarsa. Belum lagi, kita tidak lupa, dana yang terbuang sia sia sebab pengelolaan yang tidak baik, meskipun dalam perencanaannya bagus. Lalu yang terbuang sebab perencanaan yang tidak baik, walaupun SDM-nya amanah.

Problem sesungguhnya sama sekali bukan pada jumlah penduduk. Problem sesungguhnya berada pada kebobrokan yang menghancurkan system. System pendidikan contohnya, tidak menjalankan bahkan sepersepuluh perannya. Lihat sekolah sekolah yang seharusnya penuh karena penduduk yang semakin banyak, tapi ini malah seperti ditinggal oleh penghuninya. Para guru dan muridnya berama ramai pindah ke Private Center. Hal tersebut terjadi di umumnya negara muslim.

Kita memerlukan jumlah SDM yang cukup untuk mengelola dengan baik tanah tanah di negara2 muslim. Kita perlu SDM yang cukup untuk menggali dan mengeluarkan karunia Allah dari perut bumi yang tersebar dimana mana. Kita perlu jumlah yang cukup untuk menggerakkan sektor produksi dan menggiatkan pabrik pabrik dan perusahaan, untuk mengelola lautan luas sebagai sumber daya dinikmati oleh banyak negara muslim, SDM yang cukup untuk belajar, berkreasi, berinovasi, dan melakukan penemuan penemuan baru. Kita perlu SDM yang cukup untuk membela negara, membentuk tentara yang kuat yang mampu melawan ambisi orang orang yang ingin menyerang dan mengeksploitasi negara.

Jumlah yang besar bila diimbangi dengan pembekalan yang baik adalah sebuah nikmat yang besar. Kita harus bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut. Maka karena itulah Rasulullah SAW bersabda, "Nikahilah wanita yang penyayang dan subur, karena aku karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan umat-umat yang lain (HR abu Dawud dan An Nasa'i)”


Tentu saja maksud Rasulullah SAW bukan jumlah yang besar tapi tak berbobot. Namun beliau bemaksud agar kaum muslimin memperbanyak jumlah, dan di saat yang sama meningkatkan kualitas mereka.

Allah SWT sendiri menyebut banyaknya jumlah sebagai nikmat. Dia berfirman : "Dan ingatlah ketika kalian sedikit, maka Allah memperbanyak jumlah kalian" (Al A'raf : 86). Maka tidak boleh seorang sok berfilosofi, melupakan banyak variabel, dan hanya menyebutkan satu alasan yang itu pasti : Jumlah yang banyak butuh makan lebih banyak, dan sekolah lebih besar.

Wahai para orang yang ingin melemahkan kaum muslimin. Silahkan lihat jumlah penduduk di di negara negara 'maju' versi mereka : Amerika, 303,9 juta. China, 1,331 milyar. Jepang, 127 juta. Jerman, 87 juta. Perancis, 60,9 juta, Inggris, 60 juta. (sumber lihat disini). Lalu kita bertanya : Apakah jumlah ini melemahkan dan membebani negara, atau menjadi kekuatan produktif yang mendorong kemajuan negara ?

Kita bertanya-tanya juga : Kenapa pemerintah Prancis dan Jerman mendorong para warganya untuk bereproduksi ? Lalu kenapa pemerintah Amerika membuka lebar pintu imigrasi ke negaranya untuk siapapun di atas muka bumi ini.? Bahkan mereka diberikan kewarganegaraan Amerika. Lalu kenapa mereka memberikan kewarganegaraan Amerika untuk setiap bayi yang lahir di wilayah mereka ?

Hai kaum muslimin, saya tidak mengajak kalian untuk hanya memperbanyak jumlah. Rawatlah jumlah yang banyak itu dengan pengasuhan yang baik, pendidikan yang tepat, pengarahan yang baik, dan dengan niat shalihah demi meninggikan kalimat Allah di timur dan di barat.

Saya akan menutup tulisan saya dengan sebuah hadist dari Baginda Nabi SAW : Setiap Nabi telah dianugrahi ayat ayat dan memiliki pengikut yang beriman dengannya. Sedangkan aku telah dikaruniai wahyu yang diturunkan kepadaku, aku berharap akulah yang memiliki pengikut terbanyak pada hari kiamat nanti” (HR Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Semoga Allah selalu memuliakan islam dan kaum muslimin.

dialihbahasakan oleh Qudwah Sipit dari sini. .semoga bermanfaat.

Lihat tulisan ini dalam bentuk facebook note

bernard louis dan agenda yahudi

Pada Maret – April 2003, Amerika menyerang Irak, membubarkan militer, dan memecah belah negara tersebut. Lalu mendirikan sebuah negara yang berdasarkan sekte dan etnis melalui perwakilan mereka di Irak, Paul Bremer. Hal itu dilakukan lewat 'Majelis Pemirintahan', lalu 'Pemerintah' lalu 'Pemilu' yang memecah belah Irak atas dasar golongan, mazhab, dan suku.

Lalu pada September 2007, tepatnya tanggal 29, Dewan Kongres Amerika membuat sebuah keputusan, yaitu membagi Irak menjadi 3 negara kecil ; Kurdi di Utara, Sunni di Barat, dan Syi'ah di Tengah dan Selatan. Dan hal itu terjadi setelah mereka berhasil menyulut api perpecahan antar golongan syiah dan sunni, untuk pertama kalinya dalam sejarah Irak.

Banyak orang yang tidak memahami sejarah, mereka mengambil kesimpulan tanpa memahami. Mereka sangka bahwa apa yang dilakukan Amerika terhada Irak adalah suatu keputusan yang 'baru dan tiba-tiba'. Karena mereka belum tahu,-atau lupa- rencana penjajahan yang diarsiteki, dirancang, dan bahkan diumumkan oleh kaum Salibis barat dan Zionis Yahudi, sejak berdirinya Israel. Yaitu kira-kira 60 tahun lalu, dan eksekusi dari rencana itu sekarang sedang dilakukan di Irak.

Seorang orientalis bernama Bernard Louis, -asli Inggris, kewarganegaan Amerika- mempublikasikan sebuah hasil penelitian di Majalah Kementrian Pertahanan Amerika (Pentagon), pada waktu yang bersamaan dengan berdirinya Imperialisme Barat oleh Zionis Yahudi di Palestina, 1948. Dalam hasil penelitian tersebut, dia mengusulkan untuk menininjau kembali serta mengembangkan ’pemecahan dunia islam’ khususnya dari Pakistan ke Maroko, lalu mendirikan lebih dari 30 political entity baru diluar negara2 islam di dunia yang telah ada sekarang yang terbagi jadi 56 negara.

Dengan kata lain. Mereka ingin menjadikan dunia Islam sebagai sebuah mozaik kertas yang tergambar di atasnya 88 negara, sebagai ganti dari 56 negara yang ada sekarang. Ini artinya akan semakin banyak perpecahan, peperangan, dan penderitaan yang terjadi. Selanjutnya akan menjadikan setiap political entity sangat lemah. Hal ini akan menambah parah keadaan mereka. Lalu ,mereka menjalin hubungan baik dngan musuh hakiki mereka. Tentang ini, Louis dengan terang terangan berkata : Perpecahan dunia Islam ini adalah benar benar sebuah jaminan bagi keamanan Israel, yang juga akan menjadi kekuatan yang paling kuat di tengah tengah mozaik tersebut.

Louis merinci rencana Zionis untuk memecah dunia Islam dalam majalah Pentagon sebagai berikut :

1. Menggambukan provinsi Balochistan di Pakistan dengan wilayah Blousin, sebuah wilayah di samping Iran. Untuk mendirikan negara baru bernama Balochistan.
2. Menggabungkan wilayah barat laut Pakistan dengan wilayah Pastun di Afghanistan. Untuk mendirikan sebuah negara baru bernama Pasthunistan.
3. Menggabungkan wilayah Kurdi di Iran, Irak, dan Turki, dan mendirikan sebuah negara baru bernama Kurdistan.
4. Membagi Iran kepada 4 kedaulatan baru ; Iranistan, Azerbijan, Turkimenistan, dan Arabistan.
5. Membagi Irak mejdi 3 kekuatan ; Kurdi, Sunni dan Syi'ah.
6. Membagi Suriah menjaddi 3 kekuatian ; Dursiyyah (Darwisiyyah) Alawiy, dan Sunni.
7. Membagi Jordan menjadi 2 entitas ; Badawi dan Palestinian.
8. Membagi Saudi menjadi kabilah kablah yang terpecah belah. Seperti keadaan sebelum mereka bersatu pada tahun 1933
9. Membagi Lebanon menjadi 5 kekuatan ; Kristen, Syiah, Sunni, Darwis, dan Alawi.
10. Membagi mesir setidaknya menjadi 2 negara : Islam dan Kristen Koptik.
11. Membagi Sudan menjadi 2 negara : Negro di selatan, arab di Utara (ini sudah terjadi pada Januari 2011, makalah ini ditulis pada 2010)
12. Membagi Maroko antar arab dan bangsa Barbar.
13. Meninjau kembali entitas Mauritania dalam perselisihan yang terjadi antar Arab, negro, dan campuran.

Tujuan rencana ini, tulis Louis, adalah : "Israel akan melihat bahwa perselisihan tiada habisnya yang terjadi antar bagian di tubuh dunia islam ini akan menyebabkan ia lumpuh. Selanjutnya hal ini akan menjadikannya lebih lemah dari Israel. Ini dapat menjamin superioritas dan keunggulan Israel setidaknya selama setengah abad.

Betul, rencana ini telah dirancang dan dipublikasikan 60 tahun lalu. Jauh jauh hari sebelum pelaksanaannya, yaitu pada hari hari yang sedang kita lewati ini.

Oleh Dr Muhammad Imarah alihbahasa oleh Qudwah Sipit

Untuk membaca versi aslinya silahkan lihat disini atau disini

Bencana

Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anakanakmu yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu
lewat semayup suara azan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang bergoncang
deru angin yang meraungraung kencang
hujan banjir yang melintang pukang
adakah kau dengar?
-Apip Mustopa-

Setiap bencana datang tiba tiba. Meski seringnya diawali oleh tanda tanda dan prediksi prediksi namun ia tetap saja datang tiba tiba. Dan ketika ketika bencana itu mengilat di depan matamu dan melahap apapun milikmu kau hanya bisa bisa berkata : Ya Allah, mengapa kau timpakan ini kepadaku?.

Lalu kau baru mengingat semua dosa dosa yang pernah kau lakukan, satu demi satu terpampang di hadapanmu,memori yang selama ini sangat sulit terbuka, terbuka begitu lancar, kau kehilangan banyak sesuatu yang kau kumpulkan bertahun tahun dalam beberapa kejapan mata, cepat nian, bahkan terlalu cepat, katamu.

Bersabar. Kata pendek sarat makna. Sering dianggap oleh yang terkena bencana sebagai sebuah dongeng sebelum tidur, padahal kesabaran adalah pekerjaan yang sangat mulia: Sesungguhnya Allah bersama orang sabar. bukanlah sekedar slogan kosong, itu adalah janji Allah.

Penyesalan itu di akhir. Dan tak ada manfaatnya. Kecuali apabila ia jadi pelajaran buat masa mendatang. Sesungguhnya bencana yang berentet –bukan hanya di Indonesia, bahkan di dunia—akhir akhir ini tak lain disebabkan laku manusia sendiri, mungkin akumulasi dosa manusia membuat bumi gerah dan penat, sehingga sedikit bergeliat untuk mengusir penat.

Suatu fakta yang paradoks, orang orang baik banyak yang terkena musibah, namun justru orang yang dikenal tidak baik luput dari bencana. Mungkin Allah kasihan melihat orang orang baik berada di tengah orang orang tidak baik, sehingga ia diambil Allah agar tak terhanyut mereka. Dan Allah juga kasihan pada orang yang tak baik, supaya mereka bertaubat dan mengambil pelajaran dari bencana.

Orang tua tak mungkin membiarkan anaknya main api yang akan membakar dirinya, atau merusak barang—milik siapapun, maka apa-bila mereka mendapati anaknya berbuat seperti itu, maka ia akan dinasehati, dan bila terus ndablek melakukanny maka ia akan diberi sedikit teguran yang agak keras, lalu pukulan, setidaknya jeweran atau cubitan. Semuanya karena sayang. Apabila orang tua telah kehilangan rasa sayangnya maka ia akan membiarkan anaknya berbuat munkar sehingga ia merasakan akibatnya sendiri.

Mungkin itulah analoginya, bencana bencana ini adalah ‘cubitan’ Allah agar kita tak jadi hamba bandel yang ngelunjak kepada-Nya, agar kita jadi hamba penurut yang disayang-Nya. Berarti Allah masih sayang karena kita masih diperingatinya. Bila tidak? Tentu Allah akan membiarkan kita mabuk lalai sehingga jatuh ke neraka.

Dan hamba yang tak kena ‘cubit’ bukannya hanya sekadar merasa lega atau sekedar kasihan pada saudaranya. (Salah satu) yang mesti dilakukannya adalah: Bagaimana agar ia tak terkena cubitan itu? Tentunya dengan cara menurut dan menghentikan kebiasaannya merusak bumi (salah satunya) dengan bermaksiat. Wallahu A’lam.


Amr Khaled @ Mansoura stadion

Semalam saya baru saja menyaksikan sebuah orasi besar. Seorang tokoh yang sangat dibanggakan masyarakat mesir. Terlihat dari jumlah yang hadir. Hampir satu stadion penuh. Disana saya tidak hanya melihat anak anak muda yang memanjat pagar stadion demi bersalaman dengan tokoh tersebut. Tapi juga orang orang tua yang membawa anak kecil mereka. Juga perempuan muda dan tua. Dan bukan hanya orang mesir yang hadir di sana, namun juga orang Malaysia dan Indonesia, diantaranya saya.


Semalam saya baru saja menyaksikan sebuah orasi besar. Seorang tokoh yang sangat dibanggakan masyarakat mesir. Terlihat dari jumlah yang hadir. Hampir satu stadion penuh. Disana saya tidak hanya melihat anak anak muda yang memanjat pagar stadion demi bersalaman dengan tokoh tersebut. Tapi juga orang orang tua yang membawa anak kecil mereka. Juga perempuan muda dan tua. Dan bukan hanya orang mesir yang hadir di sana, namun juga orang Malaysia dan Indonesia, diantaranya saya.

Sebelumnya saya hanya mengenal beliau melalui buku dan beberapa ceramahnya. Sejak dari Indonesia saya mendengar, bila beliau berceramah, maka toko toko akan tutup. saya kira tadinya itu hiperbola bin lebay. Namun ternyata setelah saya lihat itu beneran. Orang telah berkumpul sejak jam 3 sore untuk menunggu acara yang ternyata dimulai setelah maghrib. Untuk masuknya pun harus menunjukkan kartu identitas dan diperiksa badan dan barang bawaan. Kayak mau masuk tempat check-in di airport.

Ini bukan konser. Bukan juga sebuah event yang menghadirkan puluhan tokoh. Hanya 1 tokoh. Namun manusia memenuhi hampir semua tribun -kecuali satu tribun yang legang- untuk menyaksikannya. Ya, menyaksikan orasinya yang hanya sekitar setengah jam. Lalu beliau berkeliling lapangan untuk melambaikan tangan kepada para hadirin, dan dikerubungi para wartawan. Juga para anak muda yang memanjat manjat pagar pinggir stadion untuk sekedar bersalaman. Saya tidak menyangka kalau tokoh yang saya baca terjemahan bukunya ketika di Indonesia dulu, saya bisa menghadiri orasinya langsung dan menyaksikan beliau dengan mata kepala dari dekat. Sayang saya tidak bawa foto.

Poin poin yang beliau sampaikan adalah saat orasi adalah :

1. Kita harus mempunyai mimpi. –beliau cerita ada seorang warga Negara mesir di Inggris (beliau diusir dari Mesir oleh rezim

Mubarak, lalu tinggal di Lebanon, dan mengenyam pendidikan S3 di Inggris) ditanya oleh seorang Inggris : apa mimpi kamu. Si Mesir menjawab : mimpi saya adalah saya bisa bekerja dan hidup di negeri saya dengan merdeka. Lalu si inggris itu menjawab : itu bukan MIMPI kamu, itu adalah HAK kamu. Nah, mimpi kamu apa. (disini para hadirin bertepuk tangan).

beliau membaca syair :

وضعوني في اناء

ثم قالو لي تأقلم

وانا لست بماء

انا من طين السماء

واذا ضاق انائي بنموي ...يتحطم أو أتحطم

Mereka meletakkanku dalam sebuah teko

Kemudian berkata kepadaku : beradaptasilah dengan teko tersebut

Padahal aku bukan air

Aku adalah tanah dari langit

Bila tekoku ini jadi sempit karena aku tumbuh, ia akan hancur, atau aku yang hancur (disini para hadirin bertepuk tangan lagi.)

Beliau juga mewanti wanti bahwa mimpi tidak akan didapat dengan cara mudah. Tapi harus berkorban.

2. Kita akan berhasil melakukan sesuatu hari ini dengan sebab keberhasilan yang sama pada hari kemarin.

Contohnya bila kita (maksudnya rakyat Mesir) berhasil menumbangkan menumbangkan rezim Mubarak saat revolusi 25Januari dengan jargon iid wahdah = yadun waahidah (satu tangan). Maksudnya adalah satu barisan, kata beliau. Maka kita juga bisa menyempurnakan revolusi 25 Januari ini dengan iid wahdah juga.

3. Jangan lagi rendah diri, dan jagalah akhlak yang baik.

4. Bangsa mesir (karena orasi ini ditujukan ke bangsa Mesir) harus produktif.

Begitu kira kira inti yang disampaikan oleh beliau. Acara beliau di Mansoura Stadium ini diliput oleh berbagai stasiun TV Mesir. Ohya, saya belum memberitahu siapa beliau yang saya maksud. Beliau adalah Amru Khalid. Seorang yang tidak bebas tinggal di negaranya sendiri selama lebih dari satu windu terakhir. Diantara karya beliau yang telah di terjemahkan ke bahasa Indonesia adalah Ibadah Sepenuh Hati (AQWAM Publishing). Semoga catatan saya bermanfaat

Introspeksi kesantrian kita


Memilih menjadi santri melazimkan bebagai konsekuensi yang tak ringan. Hanya orang yang tak bermental tempe yang memilih menjadi santri. Menjadi santri bukanlah alternatif terakhir ketika tidak diterima di sekolah sekolah negeri, bukan pula hanya sebagai jalan terakhir ketika kenakalan telah menjadi jadi, menjadi santri adalah prioritas utama ketika dunia sudah semakin gila.


Hal terbesar yang ter-tanggungjawabkan pada santri ialah : bahwa ia akan menjadi figur di masyarakat, secara otomatis, masyarakat akan menganggapnya sebagai cerminan islam—secara umum, dan cerminan kualitas pondok pesantren; secara khusus.

Sejak dulu, bahkan sejak zaman sebelum kemerdekaan, santri telah menunjukkan pengaruhnya, janji Allah ‘akan meninggikan orang yang beriman diantara kamu dan diberi ilmu beberapa derajat’ telah, sedang, dan akan terus terjadi.

Lihatlah betapa seorang Santri Hasyim Asyari dapat mendirikan organisasi sebesar NU, atau Santri Achmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah yang keduanya sangat berpengaruh, atau Santri Hidayat Nur Wahid yang menjadi panutan di Senayan, atau lihatlah peran besar santri di masa pra dan pasca kemerdekaan Indonesia, dan dimasa yang akan datang, akan lebih banyak lagi santri yang menunjukkan kontri-busi bagi umat.

Sayangnya, kontribusi kontribusi santri sering tak tercatat oleh sejarah, orang orang banyak lupa kalau banyak tokoh besar lahir dari: sebuah bangunan tua yang penghuninya: makan di nampan bersama sama, penuh penderitaan bernama pesantren.

Sayangnya lagi, (banyak) santri yang tak bangga dengan predikatnya sebagai santri, mereka lebih suka apabila sekolah di luar pesantren dengan beragam-macam alasan, padahal ‘orang luar’ menganggap sebaliknya, banyak orang tua yang menyekolah-kan anaknya ke pesantren pesantren adalah fakta reflektif dari pernyataan ini.

Dan yang terkena imbasnya adalah santri sendiri : penyimpangan penyimpangan sosial ala santri bermunculan,--yang kebanyakan mennurut non santri dalah hal biasa, ketidak-ikhlasan hidup di asrama kumuh, lalu menjalani hidup di pesantren dengan setengah hati.

Akibatnya opini tentang santri seringkali paradoks dengan fakta yang terjadi di santri. Lalu pesantren di mata orشng orang hanyalah produsen santri gatal yang pemurung apabila pulang (liburan) ke masyarakat. Yang mungkin telah jenuh berbuat kebaikan di pesantren. Alangkah nikmatnya apabila kita—santri tetap mewarisi sunnah hasanah dari pendahulu pendahulu terdahulu, bukan malah melunturkannya, karena oleh hanya sekedar mengikuti nafsu yang membuat sakaw maksiat.

Lalu ketika kau mencerminkan perbuatan perbuatan tersebut, orang orang akan takjub kepadamu, dan ketika kau ditanya oleh orang: Siapa kau? Maka kau akan berkata dengan tegas dan bangga: Aku santri lantas, kau siapa?.