Quintel Blogger theme

A free Premium Blogger theme.

Amr Khaled @ Mansoura stadion

Semalam saya baru saja menyaksikan sebuah orasi besar. Seorang tokoh yang sangat dibanggakan masyarakat mesir. Terlihat dari jumlah yang hadir. Hampir satu stadion penuh. Disana saya tidak hanya melihat anak anak muda yang memanjat pagar stadion demi bersalaman dengan tokoh tersebut. Tapi juga orang orang tua yang membawa anak kecil mereka. Juga perempuan muda dan tua. Dan bukan hanya orang mesir yang hadir di sana, namun juga orang Malaysia dan Indonesia, diantaranya saya.


Semalam saya baru saja menyaksikan sebuah orasi besar. Seorang tokoh yang sangat dibanggakan masyarakat mesir. Terlihat dari jumlah yang hadir. Hampir satu stadion penuh. Disana saya tidak hanya melihat anak anak muda yang memanjat pagar stadion demi bersalaman dengan tokoh tersebut. Tapi juga orang orang tua yang membawa anak kecil mereka. Juga perempuan muda dan tua. Dan bukan hanya orang mesir yang hadir di sana, namun juga orang Malaysia dan Indonesia, diantaranya saya.

Sebelumnya saya hanya mengenal beliau melalui buku dan beberapa ceramahnya. Sejak dari Indonesia saya mendengar, bila beliau berceramah, maka toko toko akan tutup. saya kira tadinya itu hiperbola bin lebay. Namun ternyata setelah saya lihat itu beneran. Orang telah berkumpul sejak jam 3 sore untuk menunggu acara yang ternyata dimulai setelah maghrib. Untuk masuknya pun harus menunjukkan kartu identitas dan diperiksa badan dan barang bawaan. Kayak mau masuk tempat check-in di airport.

Ini bukan konser. Bukan juga sebuah event yang menghadirkan puluhan tokoh. Hanya 1 tokoh. Namun manusia memenuhi hampir semua tribun -kecuali satu tribun yang legang- untuk menyaksikannya. Ya, menyaksikan orasinya yang hanya sekitar setengah jam. Lalu beliau berkeliling lapangan untuk melambaikan tangan kepada para hadirin, dan dikerubungi para wartawan. Juga para anak muda yang memanjat manjat pagar pinggir stadion untuk sekedar bersalaman. Saya tidak menyangka kalau tokoh yang saya baca terjemahan bukunya ketika di Indonesia dulu, saya bisa menghadiri orasinya langsung dan menyaksikan beliau dengan mata kepala dari dekat. Sayang saya tidak bawa foto.

Poin poin yang beliau sampaikan adalah saat orasi adalah :

1. Kita harus mempunyai mimpi. –beliau cerita ada seorang warga Negara mesir di Inggris (beliau diusir dari Mesir oleh rezim

Mubarak, lalu tinggal di Lebanon, dan mengenyam pendidikan S3 di Inggris) ditanya oleh seorang Inggris : apa mimpi kamu. Si Mesir menjawab : mimpi saya adalah saya bisa bekerja dan hidup di negeri saya dengan merdeka. Lalu si inggris itu menjawab : itu bukan MIMPI kamu, itu adalah HAK kamu. Nah, mimpi kamu apa. (disini para hadirin bertepuk tangan).

beliau membaca syair :

وضعوني في اناء

ثم قالو لي تأقلم

وانا لست بماء

انا من طين السماء

واذا ضاق انائي بنموي ...يتحطم أو أتحطم

Mereka meletakkanku dalam sebuah teko

Kemudian berkata kepadaku : beradaptasilah dengan teko tersebut

Padahal aku bukan air

Aku adalah tanah dari langit

Bila tekoku ini jadi sempit karena aku tumbuh, ia akan hancur, atau aku yang hancur (disini para hadirin bertepuk tangan lagi.)

Beliau juga mewanti wanti bahwa mimpi tidak akan didapat dengan cara mudah. Tapi harus berkorban.

2. Kita akan berhasil melakukan sesuatu hari ini dengan sebab keberhasilan yang sama pada hari kemarin.

Contohnya bila kita (maksudnya rakyat Mesir) berhasil menumbangkan menumbangkan rezim Mubarak saat revolusi 25Januari dengan jargon iid wahdah = yadun waahidah (satu tangan). Maksudnya adalah satu barisan, kata beliau. Maka kita juga bisa menyempurnakan revolusi 25 Januari ini dengan iid wahdah juga.

3. Jangan lagi rendah diri, dan jagalah akhlak yang baik.

4. Bangsa mesir (karena orasi ini ditujukan ke bangsa Mesir) harus produktif.

Begitu kira kira inti yang disampaikan oleh beliau. Acara beliau di Mansoura Stadium ini diliput oleh berbagai stasiun TV Mesir. Ohya, saya belum memberitahu siapa beliau yang saya maksud. Beliau adalah Amru Khalid. Seorang yang tidak bebas tinggal di negaranya sendiri selama lebih dari satu windu terakhir. Diantara karya beliau yang telah di terjemahkan ke bahasa Indonesia adalah Ibadah Sepenuh Hati (AQWAM Publishing). Semoga catatan saya bermanfaat

0 komentar:

Post a Comment

tinggalin komen kamu disini,
aDa yang bisa di bantu ? :)